Foto, Bendung Karet Welahan atau yang akrab disebut warga sebagai Bendungan Bungpes, di Desa Gerdu, Kecamatan Pecangaan, Kabupaten Jepara. |
Queensha.id – Jepara,
Kondisi Bendung Karet Welahan atau yang akrab disebut warga sebagai Bendungan Bungpes, di Desa Gerdu, Kecamatan Pecangaan, Kabupaten Jepara, kini memprihatinkan. Hampir setiap tahun, bendung tersebut mengalami kerusakan serius. Akibatnya, air asin dari laut mulai merembes ke saluran irigasi dan mengancam lahan pertanian serta peternakan warga.
Kerusakan itu berdampak langsung terhadap para petani dan peternak setempat. Pasalnya, air yang semestinya digunakan untuk mengairi sawah kini berubah menjadi asin dan tidak bisa digunakan lagi. Kondisi serupa juga dialami oleh para peternak yang kesulitan memberi minum ternak mereka, terutama kerbau.
“Airnya asin semua. Kerbau jadi nggak bisa minum dari sungai, terpaksa kami angsu air dari rumah warga, bahkan ada yang sampai beli air galon,” keluh Ari (36), warga Desa Gerdu yang juga seorang petani dan peternak, Rabu (15/10/2025).
Menurutnya, rusaknya bendung karet ini tidak hanya mengancam sektor pertanian, tetapi juga ekonomi warga. Bila tidak segera diperbaiki, hasil panen bisa menurun drastis karena kualitas tanah dan air sudah tercemar kadar garam.
Dari pantauan Queensha.id di lapangan, terlihat jelas struktur bendung karet yang mulai kendor dan bocor, tidak lagi mampu menahan tekanan air laut. Kondisi tersebut membuat air asin mudah masuk hingga ke area persawahan yang seharusnya terisi air tawar.
Kepala Desa Gerdu, Winaryo Wibowo, S.Kep, membenarkan bahwa kerusakan pada bendung karet Bungpes merupakan masalah rutin yang selalu berulang hampir setiap tahun. Ia menyebut, penyebabnya bisa beragam, mulai dari kualitas bahan karet yang tidak optimal, faktor alam, hingga kesalahan teknis dalam pengoperasian bendung.
“Kami sudah sampaikan ke pihak terkait. Harus ada evaluasi dan penanganan cepat agar kerusakan tidak terus berulang. Kualitas karet, kemampuan operator, serta sistem pengawasan harus dibenahi,” tegas Winaryo.
Sementara itu, pihak Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana melalui Dwi, selaku Direksi SWD2, mengonfirmasi bahwa proses perbaikan sedang dilakukan. Ia menyampaikan, pembuatan gawangan pengganti kisdam sedang dikerjakan di Demak, dan setelah itu akan dilakukan penambalan pada bagian karet yang rusak.
“Terima kasih atas laporannya. Perbaikan sudah kami tindak lanjuti. Saat ini sedang dibuat gawangan di Demak, dan begitu selesai, langsung dilakukan penambalan karet di lokasi,” jelas Dwi.
Ia menambahkan, proses perbaikan diperkirakan berlangsung selama beberapa hari, dengan target bendung dapat kembali berfungsi normal dalam waktu dekat. Setelah penambalan selesai, sistem tekanan angin akan kembali diaktifkan untuk menjaga kekuatan bendung seperti semula.
Warga berharap perbaikan kali ini bisa menjadi solusi jangka panjang, bukan sekadar tambalan sementara. Pasalnya, kerusakan bendung yang terjadi hampir setiap tahun sudah menimbulkan kerugian besar bagi para petani dan peternak di Desa Gerdu dan sekitarnya.
“Kami ingin bendung ini benar-benar kuat, jangan tiap tahun rusak. Kalau terus begini, sawah bisa mati dan ternak juga susah hidup,” tutur Ari dengan nada harap.
Kerusakan Bendung Bungpes menjadi pengingat pentingnya pengawasan dan perawatan infrastruktur pertanian secara berkelanjutan, agar nasib petani dan peternak Jepara tidak terus dirugikan oleh masalah yang sama.
***
(Wartawan: Yusron / Queensha.id)