Notification

×

Iklan

Iklan

Entah Jadi Apa?: Sindiran Slank tentang Obsesi Masyarakat terhadap Status dan Uang

Sabtu, 25 Oktober 2025 | 11.33 WIB Last Updated 2025-10-25T04:34:29Z

Foto, Sampul Album Minoritas, Slank judul Entah Jadi Apa.

Queensha.id - Musik,


Lagu “Entah Jadi Apa?” yang dirilis Slank pada tahun 1996 bukan sekadar karya musik biasa. Di balik irama rock yang khas dan gaya nakal nan jujur, lagu ini menyimpan kritik sosial yang tajam terhadap realitas hidup masyarakat Indonesia hingga tentang bagaimana cita-cita sering kali ditentukan bukan oleh mimpi pribadi, melainkan oleh keinginan orang lain dan obsesi terhadap status sosial.


Ditulis oleh Bimo Setiawan Almachzumi atau Bimbim Slank, lagu ini memotret tekanan sosial yang dialami generasi muda. Lewat bait pembuka, Bimbim menulis:


“Ibuku ingin aku jadi dokter gigi, biar banyak pasien, penghasilan pun tinggi.
Bapak ingin ku jadi priayi berdasi, dapat tempat basah juga cari posisi.”


Dua baris sederhana itu menggambarkan realitas yang masih relevan hingga kini — ketika profesi sering dipilih bukan karena panggilan hati, tapi karena nilai gengsi dan jaminan materi.


Lirik berikutnya semakin satir:


“Asal kecil bersuka dan muda terkenal, tua kaya raya, mati masuk surga.”


Slank menyoroti mentalitas pragmatis masyarakat yang menjadikan hidup sebagai perlombaan menuju status ideal: bahagia di masa muda, sukses di masa tua, dan berharap suci di akhir hayat — seolah semua bisa diraih tanpa proses moral yang panjang.


Bimbim, dalam berbagai wawancara, sering menekankan bahwa lagu-lagu Slank adalah cermin dari suara hati rakyat kecil. “Entah Jadi Apa?” bukan hanya kritik terhadap sistem pendidikan atau pola pikir orang tua, tapi juga tamparan bagi budaya yang menilai kesuksesan dari simbol materi semata.


Menariknya, lagu ini tetap terasa ringan dengan aransemen energik khas Slank era 90-an. Musik yang ceria kontras dengan pesan yang menyengat, menjadikannya satire musikal yang mudah dinikmati sekaligus menggugah pikiran.


Lebih dari dua dekade setelah dirilis, “Entah Jadi Apa?” tetap relevan. Di tengah maraknya profesi instan dan impian viral di media sosial, pesan lagu ini terasa semakin kuat: jangan biarkan dunia menentukan arah hidupmu.


Seperti bait terakhirnya yang ditutup dengan kata sederhana namun penuh makna:


“Terserah.”


Sebuah penegasan bahwa pilihan hidup sejatinya ada di tangan kita sendiri — bukan di tangan orang tua, guru, atau masyarakat.


***

Queensha Jepara, 25 Oktober 2025.