 |
| Foto, seorang perempuan sedang melamun. |
Queensha.id - Edukasi Sosial,
Banyak orang mengira bahwa tanda kecerdasan hanya bisa dilihat dari prestasi akademik atau kemampuan berhitung. Namun, penelitian terbaru yang dilansir dari Daily Mail UK justru mengungkap bahwa perilaku sederhana yang sering kita anggap “aneh” bisa jadi pertanda otak yang luar biasa cerdas.
Berikut tujuh perilaku unik yang diam-diam menunjukkan bahwa seseorang memiliki kemampuan kognitif di atas rata-rata:
1. Sering Berbicara dengan Diri Sendiri
Jika Bunda atau Si Kecil sering bergumam atau berbicara sendiri, jangan khawatir — ini bukan tanda gangguan jiwa. Menurut penelitian, self-talk justru meningkatkan daya ingat, fokus, dan kepercayaan diri.
Sebuah studi tahun 2012 menemukan bahwa peserta yang berbicara pada diri sendiri saat mencari benda tertentu bisa menemukannya lebih cepat. Artinya, berbicara dengan diri sendiri membantu otak bekerja lebih efisien.
2. Suka Begadang
Kebiasaan tidur larut malam ternyata berkaitan dengan tingkat kecerdasan yang tinggi. Studi yang menganalisis 26 ribu orang dewasa menunjukkan bahwa mereka yang suka begadang memiliki skor kognitif lebih tinggi dibandingkan orang yang tidur lebih awal.
Tokoh-tokoh jenius seperti Charles Darwin dan Winston Churchill juga dikenal sebagai pekerja malam. Jadi, jika pikiran Bunda justru paling aktif saat dunia terlelap, itu bisa jadi tanda IQ tinggi.
3. Sering Melamun
Melamun sering disalahartikan sebagai tanda tidak fokus, padahal hal ini justru menunjukkan otak yang aktif dan kreatif.
Penelitian menggunakan MRI menunjukkan bahwa orang yang sering melamun memiliki sistem otak yang lebih efisien dan skor kemampuan intelektual yang lebih tinggi. Melamun memberi ruang bagi otak untuk berkreasi dan memecahkan masalah dengan cara yang tidak biasa.
4. Nyaman dengan Kekacauan
Kamar atau meja kerja yang berantakan ternyata bisa menjadi pertanda otak yang inovatif.
Peneliti menemukan bahwa lingkungan yang tidak teratur mendorong munculnya ide-ide segar dan kreatif. Menurut ilmuwan Kathleen Vohs, kekacauan justru membantu seseorang “keluar dari tradisi” dan menemukan wawasan baru. Jadi, jangan buru-buru menilai seseorang ceroboh hanya karena mejanya berantakan.
5. Selalu Bertanya
Rasa ingin tahu adalah bahan bakar utama kecerdasan. Orang yang selalu bertanya tentang asal-usul, alasan, dan cara kerja sesuatu memiliki kecenderungan untuk berpikir lebih dalam dan sistematis.
Seperti kata Albert Einstein, “Saya tidak punya bakat khusus. Saya hanya sangat ingin tahu.”
Jadi, setiap kali Bunda atau Si Kecil bertanya “kenapa?” dan “bagaimana?”, itu tanda otak sedang bekerja maksimal.
6. Bersifat Introvert
Banyak orang jenius justru lebih nyaman menyendiri. Orang introvert cenderung melakukan pemrosesan kognitif lebih dalam, berpikir kritis, dan fokus pada analisis.
Mereka juga lebih suka aktivitas seperti membaca, menulis, atau meneliti — kegiatan yang menumbuhkan wawasan dan memperkuat kemampuan berpikir abstrak. Dalam keheningan, ide-ide besar sering kali lahir.
7. Hobi Membaca Buku
Di tengah era digital yang serba cepat, hobi membaca bisa dianggap kuno. Namun, membaca melatih fokus, memperluas imajinasi, dan meningkatkan empati.
Warren Buffett, salah satu orang terkaya di dunia, menghabiskan sekitar delapan jam sehari hanya untuk membaca. Jadi, jika Bunda atau Si Kecil gemar menenggelamkan diri dalam buku, itu bukan kebiasaan aneh, melainkan investasi besar bagi kecerdasan masa depan.
Kecerdasan ternyata tidak selalu berwujud nilai sempurna atau prestasi akademik tinggi. Terkadang, hal itu tersembunyi dalam kebiasaan sederhana sehari-hari — dari berbicara sendiri hingga membaca sebelum tidur. Jadi, jangan ragu untuk merayakan keunikan diri, karena bisa jadi itu tanda bahwa otak Bunda dan Si Kecil sedang bekerja lebih cemerlang dari yang disadari.
***
Jakarta, 11 Oktober 2025.
Queensha Jepara.
