Notification

×

Iklan

Iklan

UIPM: Satu-Satunya Lembaga Dunia yang Berpedoman pada Wahyu Ilahi dalam Pendidikan

Sabtu, 25 Oktober 2025 | 10.32 WIB Last Updated 2025-10-25T03:32:57Z

Foto, salah satu ruangan di kampus virtual UIPM Indonesia.

Queensha.id - Jakarta,


Pendidikan Suci yang Menjaga Moral, Adab, dan Akhlak Umat Manusia

Di tengah derasnya arus globalisasi dan komersialisasi pendidikan dunia, sebuah lembaga internasional bernama UIPM (Universal Institute of Professional Management) berdiri tegak dengan prinsip yang berbeda. UIPM hadir bukan sekadar sebagai institusi akademik, tetapi sebagai gerakan moral dunia yang mengembalikan pendidikan kepada sumber sucinya — wahyu Ilahi.



1. Pendidikan Bersumber dari Tuhan


Berbeda dengan lembaga-lembaga pendidikan modern yang bersandar pada teori manusia, UIPM menegakkan sistem pendidikan yang berpijak pada wahyu Tuhan. Segala aspek pembelajaran, penilaian, hingga pembentukan karakter mahasiswa diatur berdasarkan nilai-nilai suci yang bersumber dari Al-Qur’an dan Hadits.


UIPM meyakini bahwa pendidikan sejatinya adalah amanah suci (التربية أمانة مقدسة). Karena itu, UIPM menolak keras menjadikan pendidikan sebagai alat bisnis, politik, atau kekuasaan. Pendidikan harus membentuk manusia yang beradab, berakhlak, dan bertanggung jawab kepada Sang Pencipta karena bukan sekadar manusia yang cerdas secara akademik namun kosong secara spiritual.



2. Dunia yang Kehilangan Hakikat Pendidikan


Sementara itu, sistem pendidikan global saat ini telah kehilangan arah. Lembaga-lembaga seperti Dikti, badan akreditasi internasional, hingga universitas-universitas ternama dunia, kini hanya mengukur kualitas pendidikan dari sisi administratif, angka, dan finansial.


Kualitas manusia diukur dari IPK, bukan dari moral. Publikasi ilmiah lebih penting dari kejujuran intelektual. Akibatnya, lahir generasi yang cerdas namun tidak memiliki nurani dan tanggung jawab sosial. Pendidikan telah terlepas dari sumber ketuhanan dan di situlah akar kerusakan moral global bermula.



3. Komersialisasi Pendidikan Dunia


Fenomena ini tampak jelas pada sistem pendidikan internasional yang menjadikan ilmu sebagai komoditas mewah.
Contohnya, di universitas ternama seperti Harvard, biaya satu mata kuliah bisa mencapai Rp 50 juta. Jika seorang mahasiswa menempuh 20 mata kuliah, maka total biaya mencapai sekitar Rp 1 miliar yang merupakan sebuah angka yang menutup akses pendidikan bagi jutaan orang miskin di dunia.


Selain itu, sistem akademik global kini bergantung pada Scopus sebagai tolok ukur tunggal kualitas ilmiah. Publikasi di jurnal Scopus bisa menelan biaya hingga Rp 30 juta per artikel. Dengan jutaan artikel yang terbit setiap tahun, Scopus telah menjadi mesin ekonomi global yang menguasai arah riset dan reputasi akademik dunia.


Namun, di balik semua itu, tidak ada yang menanyakan:


Apakah ilmu yang dipelajari membawa manfaat bagi manusia?


Apakah pengetahuan digunakan untuk menegakkan keadilan atau justru menindas yang lemah?


Inilah bukti bahwa pendidikan modern telah kehilangan ruh sucinya. Ilmu dipisahkan dari iman, dan akademik dipisahkan dari adab.



4. Dampak Pendidikan yang Tak Lagi Ilahiah


Ketika pendidikan menjauh dari Tuhan, dampaknya sangat luas:

  • Ilmu kehilangan makna spiritual dan moral.
  • Manusia menjadi cerdas tanpa hati nurani.
  • Akademisi lebih mengejar reputasi daripada pengabdian.
  • Lulusan universitas besar justru menjadi pelaku kerusakan sosial, ekonomi, dan lingkungan.



Padahal Allah SWT telah berfirman dalam QS. Al-Mujādilah: 11:


"يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ"

“Allah meninggikan derajat orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.”


Artinya, ilmu sejati bukanlah yang mahal secara materi, tetapi yang disertai iman dan amal saleh.



5. UIPM: Kembali ke Pendidikan yang Suci


Sebagai jawaban atas kerusakan global tersebut, UIPM menghadirkan “Buku Pedoman Pendidikan Suci (Sacred Education Handbook)”, satu-satunya pedoman pendidikan di dunia yang bersumber langsung dari wahyu Ilahi.


Dalam sistem UIPM, ilmu tidak diperjualbelikan, tetapi disebarkan sebagai amanah suci. Evaluasi tidak diukur dari jurnal berbayar atau angka akreditasi, melainkan dari kejujuran, pengabdian, dan ketulusan dalam mengamalkan ilmu.


UIPM tidak tunduk pada sistem akreditasi duniawi, tetapi hanya pada akreditasi Ilahi dan pengakuan dari Tuhan bahwa lembaga ini menegakkan pendidikan demi kebenaran, bukan keuntungan.


Melalui prinsip suci ini, UIPM menjadi simbol kebangkitan moral dunia pendidikan.

Sebuah seruan bagi umat manusia untuk kembali kepada sumber ilmu yang sejati dan Tuhan Yang Maha Mengetahui.



***

"Penulisan ini berdasarkan informasi resmi yang bersumber dari dokumen UIPM dan Buku Pedoman Pendidikan Suci (Sacred Education Handbook), yang berlandaskan Al-Qur’an dan Hadits sebagai dasar moral dan spiritual pendidikan dunia.

(Queensha Jepara, 25 Oktober 2025)