| Foto, bus tranportasi (Bejeu) asal Jepara. |
Queensha.id - Jepara,
Dari sebuah garasi kecil di Desa Ngabul, Kecamatan Tahunan, Jepara, Bejeu tumbuh menjadi salah satu ikon transportasi antar kota yang begitu lekat di mata para pemudik dan pencinta bus Indonesia. Bus hitam legam dengan desain gagah ini bukan sekadar moda transportasi, melainkan fenomena budaya di jalur Pantura.
Didirikan pada tahun 2002 oleh Muhammad Rofi’udin bersama keluarga besar Rosyad, Bejeu yang merupakan singkatan dari PT Bongkotan Jati Utama yang lahir dari bisnis jati bongkotan milik sang ayah, Tosin Rosyad. Filosofi nama “Bejeu” sendiri memiliki dua versi: akronim BJU, sekaligus plesetan dari kata “bejo” yang berarti keberuntungan. Dua makna ini mencerminkan perjalanan perusahaan yang dimulai dari nol namun kemudian melesat menjadi kekuatan besar di dunia transportasi.
Tiga Bus Bekas yang Mengubah Segalanya
Tak ada yang membayangkan Bejeu akan tumbuh sebesar sekarang. Pada awal berdiri, perusahaan ini hanya memiliki tiga bus hasil lelang yang melayani jasa sewa. Baru pada 2007, Bejeu memberanikan diri masuk ke pasar bus antarkota dengan membuka trayek Jepara–Jakarta melalui Terminal Pulogadung.
Dari sinilah “Si Hitam” memulai ekspansinya. Rute demi rute dibuka hingga menjangkau berbagai kota besar di Pulau Jawa, bahkan Bali. Lini antar-jemput (Jepara–Yogyakarta) juga menjadi salah satu layanan favorit pelajar dan wisatawan.
Armada Mewah yang Jadi Pembeda
Bejeu dikenal sebagai salah satu PO yang berani tampil berbeda. Bukan hanya warna serba hitam yang ikonik, tetapi juga fasilitasnya yang selangkah lebih maju dibanding kompetitor.
Perusahaan ini mengoperasikan berbagai sasis premium seperti:
- Scania
- Mercedes-Benz
- Hino
- Volvo
Dipadukan dengan karoseri kelas wahid Laksana, Adi Putro, hingga Tentrem.
Beberapa fasilitas yang membuat Bejeu digemari:
- Mesin pembuat kopi
- Sekat penumpang
- Layanan makan dan snack gratis
- Wi-Fi gratis (pelopor di trayek Muriaan)
- Kursi VIP dengan legrest, reclining seat, LCD TV, hingga USB charger
Kombinasi kenyamanan dan performa inilah yang membuat Bejeu menjadi pilihan banyak penumpang yang ingin mendapatkan pengalaman perjalanan terbaik.
Tongkat Estafet Setelah Pendiri Wafat
Pada 22 Juni 2021, pendiri Bejeu, Rofi’udin, meninggal dunia. Kepemimpinan perusahaan kemudian berpindah ke Muhammad Iqbal, yang sebelumnya menjabat sebagai direktur operasional. Iqbal diketahui yang juga pernah mencalonkan diri sebagai Wakil Bupati Jepara dalam Pilkada 2024 yang dinilai sukses menjaga stabilitas perusahaan sekaligus memperluas inovasi layanan.
Komunitas Besar yang Solid: Black Bus Community
Salah satu kekuatan Bejeu adalah komunitas penggemar setianya, Black Bus Community, yang kini memiliki lebih dari 136 ribu anggota di Facebook. Komunitas ini bukan hanya tempat berbagi foto dan dokumentasi bus, tetapi juga menjadi ruang aspirasi, kritik, hingga wadah komunikasi antara perusahaan dan pelanggan.
Si Hitam, Kebanggaan Jepara
Bejeu bukan hanya perusahaan otobus; ia telah menjadi identitas baru bagi masyarakat Jepara. Warna hitamnya yang elegan, pelayanannya yang dikenal ramah, serta keberanian dalam berinovasi membuat Bejeu menjadi salah satu PO yang dihormati di Indonesia.
Dari tiga bus bekas, kini Bejeu berdiri sebagai simbol transformasi dan komitmen layanan yang terus berkembang seiring waktu.
***
Tim Redaksi.