| Foto, ustadzah Umi Laila bercanda dengan anak laki-laki ke panggung. |
Queensha.id – Media Sosial,
Media sosial kembali diramaikan oleh video yang menampilkan aksi pendakwah muda yang dianggap melampaui batas kepantasan. Setelah sebelumnya publik dihebohkan dengan perilaku Gus Elham Yahya dari Kediri yang kerap menciumi anak perempuan saat berdakwah, kini sorotan publik tertuju pada pendakwah wanita asal Surabaya, Umi Laila.
Video yang beredar memperlihatkan momen ketika Umi Laila tengah berceramah dalam sebuah acara keagamaan. Seperti pendakwah pada umumnya, ia mengundang beberapa anak laki-laki usia sekolah dasar untuk naik ke panggung guna mengikuti kuis yang ia pandu.
Namun yang menjadi sorotan adalah candaan yang dilontarkan Umi Laila kepada salah satu anak. Dalam video tersebut, tampak ia memperhatikan sesuatu yang menonjol di bagian bawah tubuh sang anak. Dengan ekspresi penasaran, ia kemudian menunjuk ke arah tersebut sambil bertanya:
“Iki opo kok methunthung ngene iki?”
(“Ini apa kok menonjol seperti ini?”)
Pertanyaan itu disambut tawa penonton di lokasi. Anak tersebut pun buru-buru membenarkan sarung yang ia kenakan, sehingga Umi Laila menimpali:
“Oalah sarung…”
Aksi itu seketika mengundang reaksi beragam. Meski sebagian menganggapnya hanya candaan spontan, tidak sedikit warganet yang menilai perkataan tersebut tidak pantas dilontarkan kepada anak di ruang publik, apalagi saat dakwah.
Warganet: “Banyak loh bahan candaan…”
Kolom komentar di media sosial dipenuhi kritik pedas.
“Bahan candaan banyak loooh😌,” komentar akun @oleng.capt****.
“Miris,” tulis akun @nikizorme***.
“OALAH KENAPA GUYONAN KAYAK GITU SIH😢,” tambah akun @qaimuu.****.
Video ini memicu diskusi lebih luas mengenai batasan humor di ruang dakwah, terutama ketika melibatkan anak-anak. Banyak pihak menilai bahwa pendakwah seharusnya menjadi contoh dalam menjaga tutur kata dan sikap, terlebih di depan publik.
Kasus ini juga menambah daftar panjang kontroversi pendakwah muda yang viral di media sosial, di mana popularitas dan panggung sering kali beririsan dengan sorotan tajam mengenai etika.
***
Sumber: IP.