| Foto, warga sekitar pemakaman umum di Desa Kerso, kecamatan Kedung, Jepara menyaksikan proses pembongkaran makam di belakang garis polisi, Kamis (13/11/2025). |
Queensha.id - Jepara, Eksklusif Liputan Lapangan,
Suara cangkul menggali tanah di pemakaman Desa Kerso, Kecamatan Kedung, Jepara, Kamis pagi (13/11/2025), mengundang langkah kaki puluhan warga. Di balik garis polisi berwarna kuning, sejumlah petugas forensik dari Biddokkes Polda Jawa Tengah bekerja dalam diam — sementara udara desa terasa lebih berat dari biasanya.
Kuburan seorang Khoiriyah yang sebelumnya ditemukan meninggal dunia di rumah seorang rentenir berinisial J di Desa Ngasem akhirnya dibongkar. Langkah ini dilakukan setelah muncul dugaan kuat adanya kejanggalan dalam penyebab kematiannya.
“Otopsi ini kami lakukan untuk memastikan ada tidaknya unsur kekerasan atau penyebab lain di balik kematian korban,” kata AKP M. Faizal Wildan, Kasat Reskrim Polres Jepara.
Dari Dugaan Wajar Menjadi Misterius
Awalnya, kematian korban disebut akibat sakit. Ia bahkan sudah dimakamkan secara layak di TPU Desa Kerso tanpa kecurigaan berarti. Namun, keterangan sejumlah saksi dan hasil visum awal justru memunculkan tanda tanya baru.
Salah satu tetangga korban mengaku sempat melihat cekcok antara korban dan J beberapa jam sebelum korban ditemukan tak bernyawa.
“Katanya cuma urusan uang. Tapi anehnya, malam itu lampu rumah J nyala sampai subuh,” ujar warga yang enggan disebut namanya.
Polisi Bergerak Cepat, Masyarakat Berdesakan
Pantauan awak media di lokasi, proses pembongkaran dilakukan dengan pengamanan ketat. Petugas berpakaian forensik putih terlihat membawa peralatan medis lengkap, sementara warga menatap dari jauh untuk melihat antara penasaran dan takut.
“Kami hanya ingin tahu kebenarannya. Dulu katanya meninggal biasa, tapi kalau memang ada yang aneh, ya harus diusut,” kata Sumarni, warga Kerso.
Rentenir di Tengah Pusaran Kecurigaan
Nama J, seorang pengusaha kecil yang dikenal sebagai rentenir di Desa Ngasem, kini menjadi sorotan utama. Ia telah dimintai keterangan oleh penyidik Polres Jepara. Namun polisi belum menetapkan siapa pun sebagai tersangka.
Sumber internal menyebutkan, hubungan antara korban dan J tidak sekadar urusan utang-piutang, melainkan sudah menjurus ke kedekatan pribadi yang rumit. Hal inilah yang kini tengah didalami penyidik.
Hasil Otopsi Jadi Kunci
Hasil otopsi yang dilakukan oleh Biddokkes Polda Jateng akan menjadi penentu arah penyidikan. Polisi memperkirakan hasil lengkap baru keluar dalam 1–2 minggu ke depan.
“Kami harap masyarakat tidak berasumsi dulu. Semua masih menunggu hasil medis,”
tegas AKP Faizal Wildan.
Lebih dari Sekadar Kasus Biasa
Kasus ini mengguncang dua kecamatan yakni Kedung dan Batealit yang dikarenakan melibatkan dua desa dengan hubungan sosial yang masih kental. Dari gosip warung hingga grup WhatsApp warga, nama korban dan J kini menjadi topik yang terus dibicarakan.
Kejadian ini juga membuka kembali diskusi lama: tentang praktik pinjaman rentenir di desa dan lemahnya perlindungan hukum terhadap perempuan, terutama janda yang hidup sendiri meskipun memiliki saudara.
***
Reporter: Tim Investigasi Queensha Jepara
Editor: Vico Rahman.
Foto: Dokumentasi Lapangan Aris Bayu Sasongko.
Jepara, 13 November 2025