Notification

×

Iklan

Iklan

Menteri Kebudayaan Fadli Zon Terpukau Karya Pengukir Senenan: Jepara Bersiap Pameran TATAH di Galeri Nasional 2026

Sabtu, 15 November 2025 | 20.20 WIB Last Updated 2025-11-15T13:22:29Z

Foto, Menteri Kebudayaan Fadli Zon terpukau dengan proses produksi karya berukuran raksasa pada Sabtu (15/11).

Queensha.id - Jepara,


Sentra Ukir Desa Senenan, Kecamatan Tahunan, kembali menjadi pusat perhatian nasional. Sabtu (15/11) sore, Menteri Kebudayaan Republik Indonesia Fadli Zon meninjau langsung proses produksi karya-karya ukir yang tengah dipersiapkan untuk Pameran Seni Ukir Jepara “TATAH” di Galeri Nasional Jakarta, 17 April–17 Mei 2026.


Dalam kunjungan yang berlangsung hampir dua jam itu, Fadli Zon tampak terpukau menyaksikan detail demi detail karya para pengukir. Ia datang bersama Bupati dan Wakil Bupati Jepara, anggota Komisi VII DPR RI Abdul Wachid, jajaran Forkopimda, para pengurus HIMKI, serta seniman dan budayawan Jepara.



Menilik Karya dari Anak-anak hingga Pengukir Senior


Setibanya di lokasi sekitar pukul 16.50, Menteri Fadli Zon langsung menyusuri tiap sudut ruang produksi. Dari karya berukuran 30 sentimeter hingga patung raksasa yang memerlukan waktu bertahun-tahun pengerjaan, semuanya ia amati dengan seksama.


Di antara para pengukir senior, tampak pula anak-anak yang belajar menatah — sebuah pemandangan yang menurutnya menjadi bukti bahwa tradisi ukir Jepara tetap hidup lintas generasi.


“Pak bupati sudah membawa teman-teman yang punya gagasan untuk menyelenggarakan pameran ‘Tatah’ di Jakarta. Sekarang giliran saya datang melihat prosesnya secara langsung,” ujarnya.



Apresiasi Mendalam: Ini Bukan Sekadar Kerajinan, Ini Seni


Menteri Kebudayaan menyatakan bahwa karya para pengukir Jepara layak mendapat panggung lebih luas. Menurutnya, banyak karya tidak hanya mengandung nilai estetika, tetapi juga ekspresi budaya yang memerlukan dedikasi panjang.


“Banyak karya memerlukan proses bertahun-tahun. Ada waktu, tenaga, pikiran, dan hidup para senimannya yang tertuang di dalamnya,” tutur Fadli Zon.


Ia menegaskan perbedaan antara pameran kerajinan dan pameran seni: tingkat artistik, imajinasi, serta ekspresi kreatif menjadi pembeda paling kuat.


“Kami ingin ukir Jepara dilihat bukan sekadar produk massal, tetapi sebagai karya seni. Apresiasinya tentu berbeda,” tambahnya.


Dalam kunjungan tersebut, Fadli Zon juga mengaku tertarik pada karya keris jumbo serta bilah panjang yang dipamerkan para perajin. Ia menyebut para pengukir Jepara sebagai “seniman terseleksi secara alamiah” karena hanya mereka yang benar-benar berdedikasi yang masih bertahan.



Menuju UNESCO: Ukir Jepara Disiapkan Masuk Warisan Budaya Takbenda


Pemerintah, menurut Fadli Zon, saat ini sedang menyiapkan pendaftaran Ukir Jepara ke UNESCO sebagai Intangible Cultural Heritage (ICH) atau Warisan Budaya Takbenda.


Penyusunan naskah akademik dan dokumen pendukung tengah dikerjakan, dan kunjungan ke Senenan menjadi langkah penting untuk memperkuat berkas pencalonan.


“Kementerian siap memberi dukungan penuh. Kurator Galeri Nasional juga sedang mengatur jadwal dan konsep interpretasi seni kontemporer yang akan menyertai pameran,” ungkapnya.



Pameran TATAH: Bagian dari Trilogi Besar Harta, Tahta, Pusaka

Pameran TATAH 2026 merupakan bagian dari trilogi pameran tiga tahun berturut-turut bertema besar “Harta, Tahta, dan Pusaka".


  • Harta menggambarkan kekayaan warisan leluhur yang terekam dalam ragam hias ukir Jepara, seperti ornamen di Masjid Mantingan.
  • Tahta mengangkat martabat para pengukir — dari sebutan “tukang” menjadi “seniman” yang dihormati.
  • Pusaka menegaskan bahwa seni ukir Jepara adalah warisan milik bangsa Indonesia yang harus dijaga bersama.


Semua karya yang akan dipamerkan kelak merupakan karya baru, belum pernah beredar di pasaran. Pameran akan menampilkan kombinasi gaya klasik, tradisional, hingga kontemporer, mencerminkan dinamika kreativitas pengukir Jepara dari generasi ke generasi.


Dengan dukungan penuh pemerintah dan antusiasme para seniman, Jepara kembali mempertegas posisinya sebagai pusat seni ukir Indonesia yang tak tertandingi.


***

Sumber: RK.