Notification

×

Iklan

Iklan

Pangku Sabet Film Terbaik FFI 2025: Reza Rahadian Tak Kuasa Tahan Haru, Sinema Indonesia Berani Bicara Realitas

Senin, 24 November 2025 | 12.47 WIB Last Updated 2025-11-24T05:49:19Z

Foto, malam puncak yang digelar megah di Jakarta, film “Pangku” merupakan debut penyutradaraan film panjang aktor kenamaan Reza Rahadian yang berhasil meraih penghargaan paling prestisius: Piala Citra untuk Film Cerita Panjang Terbaik.

Queensha.id – Jakarta,


Panggung Festival Film Indonesia (FFI) 2025 kembali mencatat sejarah. Dalam malam puncak yang digelar megah di Jakarta, film “Pangku” merupakan debut penyutradaraan film panjang aktor kenamaan Reza Rahadian yang berhasil meraih penghargaan paling prestisius: Piala Citra untuk Film Cerita Panjang Terbaik.


Kemenangan ini tak hanya menjadi penanda keberhasilan pribadi Reza, tetapi juga menjadi bukti bahwa sinema Indonesia semakin berani menembus batas kenyamanan dengan menghadirkan realitas sosial secara gamblang dan emosional.



Potret Kerasnya Pantura Lewat Kisah Seorang Ibu Muda


“Pangku” mengajak penonton menyusuri kerasnya kehidupan jalur Pantai Utara (Pantura), sebuah lanskap sosial yang sering terdengar tetapi jarang dihadirkan secara jujur di layar lebar.


Di pusat cerita, ada Sartika, diperankan dengan gemilang oleh Claresta Taufan. Seorang ibu muda yang berjuang membesarkan putranya, Bayu, sembari melarikan diri dari masa lalu yang penuh luka.


Dalam tekanan ekonomi yang menjerat dan minimnya pilihan hidup, Sartika menghadapi dilema yang menghancurkan batin: mempertahankan harga diri, atau mempertahankan hidup anaknya. Ia akhirnya bekerja sebagai pelayan warung kopi dengan profesi yang mengharuskannya memangku pelanggan demi tips, demi makan hari itu.


Melalui narasi yang humanis, film ini menyoroti isu eksploitasi perempuan dan pergulatan ibu tunggal yang terhimpit keterbatasan sosial-ekonomi. Tidak ada romantisasi. Tidak ada dramatisasi berlebihan. Semua ditampilkan sebagaimana adanya: tajam, pahit, namun sarat empati.



Empat Piala Citra untuk “Pangku”


Kemenangan “Pangku” di FFI 2025 tak berhenti pada kategori tertinggi. Total, film ini meraih empat Piala Citra, meliputi:


  • Pemeran Pendukung Perempuan Terbaik
    Christine Hakim, yang kembali membuktikan kelasnya lewat karakter Bu Maya.

  • Penulis Skenario Asli Terbaik
    Reza Rahadian bersama novelis Felix K. Nesi yang dikenal dengan gaya penulisan realis dan menggigit.

  • Pengarah Artistik Terbaik
    Eros Eflin, yang berhasil membangun atmosfer Pantura yang keras namun penuh lapisan makna.

  • Film Cerita Panjang Terbaik
    Sebagai penghargaan tertinggi yang mengukuhkan posisi “Pangku” sebagai karya sinematik berpengaruh.



Reza Rahadian Menangis di Panggung FFI


Dalam momen penerimaan Piala Citra, Reza Rahadian tak kuasa menahan tangis. Suaranya bergetar, matanya basah.


Ini bukan hanya kemenangan saya. Ini untuk semua perempuan yang bertahan dalam tekanan hidup yang tak terlihat, dan untuk ibu saya, yang mengajarkan arti kekuatan,” ucapnya dari panggung.


Tangis itu bukan kelemahan, melainkan kesaksian bahwa film ini lahir dari ruang batin yang dalam—sebuah karya yang dibangun dengan obsesi, riset sosial, dan dedikasi total.



Tanda Babak Baru Sinema Indonesia


Kemenangan “Pangku” menjadi simbol bahwa film Indonesia kini bergerak memasuki fase baru. Fase ketika cerita-cerita tentang rakyat kecil, pekerja marginal, dan perempuan yang terpinggirkan mendapat ruang terhormat di panggung nasional.


Dengan keberanian dalam memilih tema, kekuatan naskah, kedalaman karakter, dan estetika visual yang matang, “Pangku” menegaskan bahwa sinema Indonesia tidak hanya hadir untuk menghibur tetapi juga menggugah kesadaran.


“Pangku” membuktikan bahwa realitas pahit pun bisa menjadi karya besar ketika disentuh oleh tangan-tangan yang tulus dan visioner.


***

Tim Redaksi.