| Foto, penjual makanan Pentol Kuplik. |
Queensha.id - Jepara,
Di depan gerbang MTs Ismailiyah Nalumsari, tampak sebuah gerobak merah mencolok bertuliskan “Pentol Kuplik Pedasnya namPOL!”. Gerobak sederhana itu hampir tak pernah sepi dari antrean siswa, santri pondok, hingga warga sekitar yang tergoda oleh aroma gurih dan pedas yang menggoda selera.
Pemiliknya adalah Sofawati (43), perempuan tangguh yang akrab disapa Kuplik. Nama “Pentol Kuplik” bukan hanya diambil dari nama panggilannya, tetapi juga menggambarkan bentuk jajanan ini yang kecil-kecil atau kuplik-kuplik dalam bahasa setempat.
“Dulu saya jualan keliling, muter dari kampung ke kampung. Tapi karena di depan MTs ini ramai dan dekat dengan pondok, akhirnya saya coba buka outlet tetap di sini,” ujar Kuplik saat ditemui beberapa waktu lalu.
Sudah 15 tahun ia menekuni usaha ini. Dari jualan keliling yang melelahkan, kini ia memiliki gerobak tetap yang justru lebih laris karena lokasinya strategis dan dekat dengan sekolah serta pondok pesantren.
Di outlet mungilnya, Kuplik menawarkan tiga varian andalan: pentol isi sosis, pentol beranak, dan pentol isi daging. Varian terakhir menjadi favorit pelanggan karena sensasi dagingnya yang gurih dan pedasnya yang “nampol” di lidah.
“Kalau yang paling sering dibeli itu pentol isi. Biasanya anak-anak pondok yang paling suka,” tutur Kuplik sambil tersenyum.
Harga yang ditawarkan pun sangat bersahabat di kantong pelajar yaitu mulai dari Rp2.000 untuk pentol biasa, hingga Rp6.000 untuk dua biji pentol isi sosis atau daging. Selain pentol, Kuplik juga menjual es serbuk berbagai rasa yang menjadi pasangan pas untuk meredakan sensasi pedas.
Setiap hari, ia membuka jualannya sejak pukul 08.30 WIB hingga dagangan habis. Di tengah kesibukannya, Kuplik tetap melayani pelanggan sendiri, sementara sang suami masih berjualan keliling seperti dulu.
Jajanan sederhana ini bukan hanya sekadar camilan pengganjal lapar, tetapi juga simbol perjuangan dan ketekunan seorang ibu yang berjuang membangun ekonomi keluarga lewat cita rasa pedas yang membekas di lidah banyak orang.
***
Sumber: BTN.
Penulis: Luthfia Himma Soraya – Mahasiswa PPL PBSI UMK.
Queensha Jepara, 2 November 2025.