| Foto, seorang istri yang mencium tangan suami. |
Queensha.id - Edukasi Sosial,
Dalam beberapa pekan terakhir, diskusi soal peran suami dalam membimbing ibadah istrinya kembali ramai diperbincangkan, terutama setelah munculnya narasi bahwa “istri akan menuntut suaminya di akhirat jika tidak disuruh sholat”. Pernyataan ini memicu pro–kontra di tengah masyarakat: sebagian meyakini, sebagian lagi menyebutnya sebagai pembacaan agama yang kurang utuh.
Untuk menjawab polemik ini, pengamat keagamaan dan sosial Jepara, Purnomo Wardoyo, memaparkan penjelasan komprehensif mengenai batasan peran suami, tanggung jawab moral, serta bagaimana konsep “tuntut-menuntut di akhirat” dipahami dalam ajaran Islam.
Tugas Suami: Memerintah Keluarga dalam Kebaikan
Islam menegaskan bahwa suami adalah pemimpin keluarga. Kepemimpinan ini tidak dimaksudkan untuk menindas, melainkan menjadi penuntun menuju ketaatan.
Ayat yang paling sering dikutip adalah QS. At-Tahrim: 6, yang memerintahkan kaum laki-laki untuk “peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.”
Artinya, suami memiliki kewajiban mengingatkan, mengajak, dan membimbing istrinya dalam ibadah, termasuk sholat.
Namun Purnomo menegaskan:
“Suami wajib mengajak, tapi istri tetap bertanggung jawab atas amalnya sendiri. Sholat itu kewajiban individu, bukan kewajiban yang digantungkan pada suami.”
Apakah Istri Bisa Menuntut Suami di Akhirat?
Isu yang menyatakan bahwa istri akan menuntut suami di akhirat jika tidak disuruh sholat bukan sepenuhnya benar, tetapi juga bukan sepenuhnya salah.
Purnomo menjelaskan bahwa konsep tuntut-menuntut di akhirat adalah pertanggungjawaban moral atas kelalaian yang berdampak pada orang lain.
Jika suami:
- tidak pernah membimbing,
- tidak pernah menasihati,
- tidak peduli pada ibadah istri,
maka ia memikul dosa kelalaian kepemimpinan, bukan dosa karena istri tidak sholat.
“Yang dituntut itu kelalaiannya sebagai pemimpin, bukan sholat istri,” tegas Purnomo.
Sebaliknya, jika suami sudah menasihati tetapi istri tetap tidak mau sholat, maka istri bertanggung jawab sendiri di hadapan Allah.
Fakta yang Sering Disalahpahami
Fenomena ini sering muncul karena sebagian masyarakat memahami kewajiban suami secara berlebihan, seakan-akan suami bertanggung jawab atas setiap langkah istri.
Padahal Islam memberikan garis yang jelas:
- Kewajiban suami: membimbing
- Kewajiban istri: menjalankan perintah agama
- Pertanggungjawaban suami: sebatas pada usaha, bukan hasil
“Kesalahpahaman muncul ketika orang mencampuradukkan bimbingan dengan kewajiban personal,” jelas Purnomo.
Dampak Sosial dari Salah Kaprah Ini
Narasi “istri akan menuntut suami” bukan hanya masalah pemahaman agama, tetapi juga berpengaruh pada dinamika rumah tangga.
Beberapa dampak yang muncul di lapangan:
- Istri merasa ibadahnya bukan prioritas pribadi, tetapi beban suami
- Suami menganggap mengajak sholat sudah cukup tanpa memberikan teladan
- Hubungan suami–istri jadi tegang karena metode mengingatkan yang keliru
- Tumbuh budaya saling menyalahkan, bukan saling menasihati
Menurut Purnomo, hubungan keluarga yang sehat justru dibangun atas kesadaran individual dan saling dukung, bukan atas dasar ancaman.
Cara Suami Mengajak Istri yang Benar
Islam menekankan bahwa amar makruf harus dilakukan dengan:
- kelembutan,
- hikmah,
- dan teladan.
“Suami yang membentak untuk menyuruh sholat justru menyalahi ajaran itu sendiri,” ujar Purnomo, Selasa (9/12/2025).
Menurutnya, cara terbaik adalah:
- Memberi contoh – sholat tepat waktu
- Mengingatkan lembut – bukan memaksa
- Menciptakan suasana ibadah – sholat berjamaah di rumah
- Menguatkan komunikasi – bukan menghakimi
Kesimpulan: Bukan Soal Menuntut, Tetapi Soal Amanah
Benarkah istri akan menuntut suami di akhirat jika tidak disuruh sholat?
Jawabannya:
Istri tidak menuntut sholatnya, tetapi bisa menuntut kelalaian suami sebagai pemimpin jika ia tidak pernah membimbing.
Namun tanggung jawab sholat tetap milik masing-masing individu.
Purnomo Wardoyo menutup dengan pernyataan tegas, “Akhirat bukan tempat saling menyalahkan, tapi tempat mempertanggungjawabkan apa yang sudah kita lakukan dan apa yang sengaja kita biarkan," pungkasnya.
***
(Tim Redaksi Queensha Jepara)