| Foto, ilustrasi seorang istri yang ditinggal suaminya merantau. |
Queensha.id - Edukasi Sosial,
Fenomena suami merantau demi mencari nafkah bukan hal baru di Indonesia. Ribuan keluarga menggantungkan hidup pada penghasilan yang dikirimkan dari kota-kota besar, bahkan luar negeri. Namun problem lain yang tak kalah serius ikut menyelinap: keretakan rumah tangga akibat kurang perhatian dan kasih sayang, yang tak jarang berujung pada perselingkuhan.
Pertanyaan besarnya: Apakah suami yang hanya mengirim uang tetapi mengabaikan kasih sayang ikut bersalah? Bagaimana pandangan Islam? Dan bagaimana masyarakat harus memandang situasi ini?
Pengamat sosial Jepara, Purnomo Wardoyo, memberikan pandangan tajam mengenai fenomena ini.
Nafkah Bukan Sekadar Uang: Islam Tegas Mengatur
Dalam Islam, kewajiban suami memang memberikan nafkah lahir — sandang, pangan, dan papan. Tetapi agama juga menegaskan nafkah batin, yaitu kasih sayang, perhatian, perlindungan, dan kehadiran emosional.
Bahkan dalam sejumlah literatur fikih, ulama menyebutkan bahwa hak istri atas suami mencakup perlakuan baik, komunikasi yang menenangkan, serta hubungan emosional yang terjaga, bukan hanya uang.
Artinya, jika suami hanya mengirim uang tetapi tidak memberi:
- perhatian,
- kasih sayang,
- komunikasi yang layak,
- serta rindu dan kehadiran emosional,
Maka suami belum memenuhi kewajiban secara sempurna.
Namun demikian, Islam juga menegaskan bahwa perselingkuhan tidak pernah dibenarkan, baik alasan kesepian, kebutuhan emosi, atau jarak.
Istri tetap diwajibkan menjaga diri, amanah, dan taat pada batasan agama.
Ketika Kesepian Mengoyak Rumah Tangga
Kasus istri selingkuh karena suami merantau bukan fenomena baru. Banyak keluarga berpikir bahwa mengirim uang sudah cukup, padahal relasi rumah tangga membutuhkan kehadiran lebih dari itu.
Menurut banyak kajian psikologi keluarga, perempuan yang berbulan-bulan atau bertahun-tahun hidup tanpa komunikasi hangat dengan suami berisiko mengalami:
- kesepian akut,
- kekecewaan berkepanjangan,
- rasa tidak dihargai,
- hingga pencarian pelarian emosional.
Namun semua itu tetap tidak dapat dijadikan pembenaran untuk mengkhianati pernikahan.
Pandangan Purnomo Wardoyo: Ini Bukan Sekadar Selingkuh, Tapi Akibat Putusnya Fungsi Keluarga
Pengamat sosial Jepara, Purnomo Wardoyo, menilai fenomena ini lebih kompleks daripada sekadar isu moral.
Menurutnya, banyak suami merantau dengan niat baik, tetapi lupa bahwa keluarga bukan hanya soal pemeliharaan ekonomi.
Purnomo mengatakan, “Banyak suami merasa tugasnya selesai saat transfer uang. Padahal keluarga itu bukan rekening. Istri butuh kata-kata lembut, sapaan, ditemani bicara. Waktu yang hilang itu membuat istri rapuh secara emosi, " tuturnya.
Namun Purnomo juga menegaskan bahwa selingkuh tetap sebuah kesalahan besar.
“Kesalahan suami adalah lalai membina hubungan. Kesalahan istri adalah mengkhianati komitmen. Dua-duanya salah, tapi sebabnya harus dipahami secara jernih," jelasnya.
Ia menekankan bahwa perselingkuhan biasanya terjadi bukan karena satu pihak, melainkan akumulasi kerapuhan komunikasi yang dibiarkan bertahun-tahun.
Islam Menawarkan Solusi yang Sangat Jelas
Islam tidak hanya mengatur larangan, tetapi juga solusi. Jika suami harus merantau, maka ia wajib:
- menjaga komunikasi harian,
- menenangkan hati istri,
- memberi perhatian dan kasih sayang,
- mengatur waktu pulang secara rutin,
- serta memastikan istrinya tidak merasa ditinggalkan.
Sedangkan istri wajib:
- menjaga kehormatan diri,
- loyal,
- jujur,
- serta menjaga nafkah dan amanah yang dipercayakan suami.
Karena rumah tangga dibangun atas kepercayaan dan kehadiran, bukan hanya kiriman uang.
Rumah Tangga Tak Bisa Hidup dari Nafkah Lahir Saja
Fenomena suami merantau dan istri selingkuh bukan sekadar masalah kesetiaan, tapi masalah putusnya ikatan emosional yang seharusnya dijaga dua arah.
Islam menegaskan:
- suami salah jika lalai memberi kasih sayang,
- istri salah jika melanggar kesetiaan,
- dan rumah tangga rusak ketika keduanya tidak saling menjaga.
Purnomo Wardoyo menutup dengan pernyataan tegas,“Kalau suami ingin istrinya setia, pulanglah dengan cinta, bukan hanya dengan uang. Dan kalau istri ingin rumah tangganya utuh, jagalah hati, bukan hanya rumah," pungkasnya.
***
(Tim Redaksi Queensha Jepara)