| Foto, personel band Base Jam. |
Queensha.id - Jakarta,
Grup band Base Jam resmi merilis aransemen ulang lagu legendaris “Pamer Bojo” milik almarhum Didi Kempot, Jumat (6/12/2025). Keputusan mendaur ulang karya maestro campursari itu bukan sekadar langkah musikal, tetapi juga bentuk penghormatan kepada sosok yang dikenal sebagai The Godfather of Broken Heart.
Usaha Melestarikan Warisan Musik Didi Kempot
Dalam keterangan tertulis, vokalis Sita menjelaskan bahwa sejak beberapa tahun lalu Base Jam telah mencari lagu legendaris yang cocok untuk diinterpretasikan ulang.
"Sudah beberapa tahun Base Jam terpikir mengeluarkan single dengan aransemen ulang dari seorang tokoh legendaris," kata Sita.
"Kami mengupayakan aransemen terbaik yang masih terdengar Base Jam, tapi tidak menghilangkan ciri dan pesan lagunya," imbuhnya.
Alvin menambahkan, “Pamer Bojo” langsung menjadi pilihan teratas ketika band itu mendiskusikan proyek remake ini.
"Kami merasa inti cerita lagu ini sangat menggambarkan esensi Pakde Didi Kempot. Jadilah akhirnya pilihannya jatuh ke ‘Pamer Bojo’,” ungkapnya.
Rekaman Tersulit Sepanjang Karier Base Jam
Sigit, vokalis lainnya, mengaku proses rekaman kali ini menjadi tantangan tersendiri. Tidak fasih berbahasa Jawa membuatnya harus berlatih keras agar artikulasinya tepat.
"Ini rekaman yang paling medok yang pernah aku lakukan!" ungkap Sigit sambil tertawa.
"Tapi bersyukur banget bisa punya kesempatan mewujudkan mimpi Base Jam untuk merekam ulang lagu ini," ujarnya.
Meski menghadapi kesulitan, Base Jam bertekad menjaga keaslian nuansa lagu asli sembari memberikan sentuhan musik khas mereka.
Hadir di Semua Platform Streaming
Versi terbaru “Pamer Bojo” kini telah tersedia di seluruh platform streaming digital. Base Jam berharap rilisan ini bisa menjadi jembatan antara musik modern dan warisan budaya Indonesia, sekaligus bentuk cinta mereka kepada karya-karya Didi Kempot yang selalu melekat di hati penggemarnya.
Dengan aransemen yang menyatukan nostalgia dan sentuhan baru, Base Jam ingin memastikan karya sang legenda tetap hidup dan terus dinikmati lintas generasi.
***
Tim Redaksi.