Queensha.id — Lifestyle & Entertainment,
Media sosial Indonesia tak hanya dipenuhi hiburan ringan, tetapi juga menjadi arena lahirnya pengaruh besar dari para selebgram perempuan. Cantik, iya. Namun yang membuat mereka bertahan dan berpengaruh adalah konten, konsistensi, dan kekuatan personal branding.
Dari ranah kecantikan, gaya hidup, hiburan, hingga edukasi, para selebgram ini membentuk ekosistem baru: opini publik, tren konsumsi, bahkan standar estetika generasi digital.
Beauty Influencer: Raja dan Ratu Industri Kecantikan
Nama Tasya Farasya menjadi simbol kekuatan beauty influencer Indonesia. Ulasannya kerap menjadi penentu laris-tidaknya sebuah produk. Bersama Jharna Bhagwani, Rachel Goddard, Nanda Arsyinta, Abel Cantika, Sunny Dahye, hingga Sarah Ayu Hunter, mereka tak sekadar memoles wajah, tapi juga membangun kepercayaan audiens.
Di tangan mereka, makeup berubah dari sekadar riasan menjadi industri bernilai miliaran, dengan dampak langsung ke pasar kosmetik nasional.
Lifestyle & Entertainment: Kehidupan sebagai Konten
Di sisi lain, Nagita Slavina, Ria Ricis, Awkarin, dan Rachel Vennya menunjukkan bahwa kehidupan sehari-hari pun bisa menjadi magnet jutaan pengikut. Mulai dari keluarga, perjalanan, bisnis, hingga konflik personal dan semuanya dikemas menjadi tontonan yang “dekat” dengan publik.
Mereka bukan sekadar selebgram, melainkan brand hidup yang memengaruhi gaya hidup, pola konsumsi, dan bahkan cara berpikir penggemarnya.
Inspiratif dan Edukatif: Cantik yang Berpikir
Berbeda jalur, Gita Savitri tampil dengan konten reflektif dan edukatif. Di tengah hiruk-pikuk flexing dan sensasi, ia hadir sebagai penyeimbang hingga membahas pendidikan, pemikiran kritis, hingga isu perempuan. Ini membuktikan bahwa pengaruh tidak selalu lahir dari visual, tetapi juga dari gagasan.
Lebih dari Sekadar Paras
Fenomena selebgram cantik Indonesia menunjukkan satu hal penting: kecantikan adalah pintu masuk, bukan tujuan akhir. Yang menentukan daya tahan mereka adalah kreativitas, kecerdasan membaca audiens, dan keberanian mengambil posisi.
Di era digital, mereka bukan hanya influencer namun mereka adalah aktor budaya yang membentuk selera, nilai, dan arah percakapan publik. Cantik hanyalah awal. Selebihnya adalah strategi.
***
Tim Redaksi.