| Foto, pelecehan seksual seorang DJ perempuan berinisial SN. |
Queensha.id - Sukabumi,
Seorang DJ perempuan berinisial SN (31), asal Cikole, Sukabumi, angkat bicara setelah menjadi korban dugaan pelecehan seksual saat tampil di sebuah tempat hiburan malam di Dumai, Riau. Alih-alih mendapat perlindungan, ia justru harus menerima kenyataan pahit: diberhentikan kerja hanya beberapa jam setelah insiden.
Peristiwa itu terekam CCTV dan kini viral di TikTok, ditonton lebih dari 8 juta kali. Dalam video, terlihat seorang tamu laki-laki naik ke panggung tanpa izin, lalu menyentuh area sensitif SN meski ia berusaha menghindar. Momen itu memicu kemarahan publik, terutama karena petugas keamanan disebut tak segera bertindak.
Dipecat Setelah Berusaha Melindungi Diri
SN mengaku diberhentikan kerja pada hari yang sama. Ia disebut manajemen karena “menurunkan volume musik” saat mencoba menyelamatkan diri dari tamu tersebut. Keputusan itu disebut SN dilakukan sepihak tanpa prosedur yang jelas.
“Kontrak saya diputus tanpa pembicaraan apa pun. Gaji juga tidak diberikan penuh,” ujar SN dalam keterangan yang beredar melalui unggahan akun sukabumiupdate.
Ia menilai alasan pemecatan tidak masuk akal dan justru menambah penderitaan setelah menjadi korban pelecehan.
Respons Publik dan Langkah Hukum
Setelah videonya viral, banyak warganet menyerukan agar kasus ini ditindak tegas. Dukungan mengalir, terutama dari komunitas DJ dan pekerja hiburan yang mengaku kerap menghadapi risiko serupa.
SN kini telah melapor ke Komnas Perempuan untuk mendapat pendampingan. Ia juga berencana membuat laporan resmi ke Polres Sukabumi Kota agar pelaku dan pihak yang bertanggung jawab diproses hukum.
“Saya hanya ingin keadilan dan perlindungan yang layak. Tidak ada perempuan yang bekerja mencari nafkah harus mengalami ini,” tegasnya.
Seruan Perlindungan Pekerja Perempuan
Kasus SN membuka kembali diskusi soal keamanan bagi pekerja perempuan di sektor hiburan malam, yang kerap rentan terhadap tindakan tak pantas dari tamu hingga penyalahgunaan aturan oleh manajemen.
Pengamat ketenagakerjaan menilai insiden ini menjadi contoh nyata bahwa tempat hiburan wajib memiliki standar keamanan ketat dan SOP perlindungan pekerja, termasuk tindakan cepat saat terjadi pelecehan di area panggung.
Publik kini menunggu proses hukum berjalan dan bagaimana pihak manajemen memberikan klarifikasi. Sementara itu, SN berharap kasusnya dapat menjadi pintu perubahan agar tidak ada lagi perempuan yang menghadapi pelecehan sekaligus kehilangan pekerjaan.
***
Tim Redaksi.