Notification

×

Iklan

Iklan

Duduk di Depan Pintu Bisa Disambar Petir? Fakta, Mitos dan Cara Selamat Menurut Sains

Senin, 22 Desember 2025 | 09.59 WIB Last Updated 2025-12-22T03:00:07Z
Foto, ilustrasi. Seseorang sedang duduk di depan pintu rumah. 


Queensha.id - Edukasi Sosial,


Hujan deras disertai petir masih sering memicu ketakutan dan mitos di tengah masyarakat. Salah satu yang paling populer adalah larangan duduk di depan pintu rumah saat hujan petir karena dianggap bisa “mengundang” sambaran. Benarkah kepercayaan ini memiliki dasar ilmiah, atau sekadar mitos turun-temurun?
Di balik dentuman petir yang menggelegar, sains justru memberi penjelasan yang lebih rasional dan sekaligus peringatan serius soal keselamatan.


Duduk di Depan Pintu, Benarkah Lebih Berbahaya?

Petir pada dasarnya adalah loncatan listrik bertegangan sangat tinggi yang mencari jalur tercepat menuju tanah. Duduk di depan pintu rumah memang tidak otomatis membuat seseorang tersambar petir. 


Namun, posisi tersebut bisa meningkatkan risiko secara tidak langsung. Pintu yang terutama yang berbahan logam atau berada dekat rangka besi sering menjadi jalur konduktif. 


Selain itu, area depan pintu biasanya berdekatan dengan:

1. Ambang besi atau kunci logam.

2. Lantai lembap.

3. Dinding yang terhubung dengan instalasi listrik.

Kondisi ini membuat duduk di depan pintu lebih berisiko dibanding berada di tengah ruangan saat hujan petir.


Apakah di Dalam Rumah Tetap Bisa Tersambar Petir?

Jawabannya: bisa, tetapi jarang, dan umumnya tidak secara langsung. Petir jarang menyambar manusia di dalam rumah kecuali melalui media perantara, seperti:


1. Instalasi listrik (stopkontak, kabel).

2. Pipa air logam.

3. Perangkat elektronik yang sedang digunakan.

4. Telepon kabel.


Itulah sebabnya orang yang sedang mandi, mencuci, atau menelepon dengan telepon kabel saat hujan petir memiliki risiko lebih tinggi.


Tempat yang Paling Rawan Tersambar Petir

Menurut prinsip fisika, petir cenderung menyambar objek tertinggi dan konduktif. Beberapa lokasi yang dikenal sangat rawan antara lain:

1. Area terbuka seperti lapangan, sawah, pantai.

2. Pohon tinggi yang berdiri sendiri.

3. Atap rumah tanpa penangkal petir.

4. Menara, tiang listrik, dan antena.

5. Perbukitan dan pegunungan.

6. Tepi sungai dan danau.



Berada di tempat terbuka saat hujan petir merupakan salah satu penyebab utama korban tersambar petir di Indonesia.


Benda yang Mudah Menjadi Sasaran Petir

Petir “menyukai” benda yang bisa menghantarkan listrik. Di antaranya:

1. Logam (besi, baja, aluminium).

2. Payung berkerangka besi.

3. Ponsel yang sedang diisi daya.

4. Antena TV.

5. Kabel listrik.

6. Peralatan elektronik tanpa grounding.

7. Kendaraan terbuka berbahan logam tanpa pelindung.


Meski mitos menyebut ponsel bisa “memanggil” petir, yang berbahaya justru jalur listrik dan logamnya, bukan sinyal ponsel itu sendiri.


Solusi dan Langkah Aman Saat Hujan Petir

Agar terhindar dari risiko, para ahli keselamatan menyarankan langkah-langkah berikut:

1. Masuk ke dalam rumah dan berada di tengah ruangan.

2. Jauhi pintu, jendela, dan dinding luar rumah.

3. Cabut peralatan listrik dari stopkontak jika memungkinkan.

4. Hindari mandi, mencuci, atau menyentuh pipa air.

5. Jangan berteduh di bawah pohon atau dekat tiang listrik.

6. Jika terjebak di luar ruangan, jongkok dengan kaki rapat dan kepala menunduk, jangan berbaring.

7. Pasang penangkal petir pada bangunan, terutama di daerah rawan.


Mitos yang Perlu Diluruskan

Petir bukan makhluk yang “memilih korban”, melainkan fenomena alam yang mengikuti hukum fisika. Duduk di depan pintu bukan larangan mistis, melainkan peringatan keselamatan yang lahir dari pengalaman dan risiko lingkungan.


Jadi, duduk di depan pintu saat hujan petir memang bukan jaminan tersambar petir, tetapi posisinya lebih berisiko. Di dalam rumah pun tetap ada potensi bahaya jika berdekatan dengan instalasi listrik dan logam. Petir menyasar tempat tinggi, terbuka, dan benda konduktif.


Pada akhirnya, keselamatan saat hujan petir bukan soal takut berlebihan, melainkan soal pengetahuan dan kewaspadaan. Karena menghadapi petir, yang paling penting bukan mitos melainkan sikap bijak dan tindakan tepat.

***