Notification

×

Iklan

Iklan

Gerak Cepat Usai Viral? Puskesmas Pecangaan Jepara Datangi Rumah Korban Pagi Buta, Keluarga Mengaku Kaget dan Trauma

Sabtu, 27 Desember 2025 | 11.49 WIB Last Updated 2025-12-27T04:53:43Z
Foto, Puskesmas Pecangaan, Jepara.



Queensha.id - Jepara,


Kasus pelayanan Puskesmas Pecangaan yang sempat viral terkait penanganan kecelakaan dan dugaan pungutan liar parkir ternyata berbuntut panjang. Sabtu pagi (27/12/2025), muncul babak baru yang kembali menyedot perhatian publik.
Sekitar pukul 07.15 WIB, saat kondisi rumah masih lengang dan korban kecelakaan tengah berupaya memulihkan diri dari rasa nyeri serta trauma, rombongan pegawai Puskesmas Pecangaan tiba-tiba mendatangi kediaman korban. Kedatangan tersebut dilakukan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.
Tak hanya dari pihak Puskesmas, rombongan juga didampingi oleh salah satu perangkat Desa Troso, bernama Ibu Mifrokh.


Niat Minta Maaf, Keluarga Justru Shock

Kedatangan rombongan Puskesmas disebut bertujuan untuk menyampaikan permintaan maaf secara langsung atas pelayanan yang dinilai tidak profesional di IGD pada hari sebelumnya. Selain itu, pihak Puskesmas juga menawarkan agar korban melakukan kontrol lanjutan di Puskesmas Pecangaan.


Namun, alih-alih menenangkan, kehadiran mendadak tersebut justru membuat keluarga besar korban terkejut dan merasa tidak nyaman. Pasalnya, korban masih mengalami nyeri di bagian pinggang dan membutuhkan ketenangan setelah mengalami kecelakaan.


“Kami kaget dan shock. Masih pagi sekali, korban butuh istirahat. Kami tidak menyangka akan didatangi ramai-ramai seperti ini,” ungkap salah satu anggota keluarga korban.


Keluarga menilai, meski niat permintaan maaf patut diapresiasi, waktu dan cara penyampaiannya kurang mempertimbangkan kondisi psikologis dan fisik korban.


Pesan Perangkat Desa: “Hubungi Saya Langsung”

Dalam pertemuan tersebut, Bapak Mifrokh selaku perangkat desa turut menyampaikan pesan kepada keluarga. Ia meminta agar apabila ke depan terdapat kendala atau kesulitan dalam pelayanan publik, pihak keluarga diminta menghubungi dirinya secara langsung untuk dibantu penyelesaiannya.


Pernyataan ini justru memunculkan tanda tanya di kalangan warga. Pasalnya, pelayanan publik seharusnya berjalan profesional tanpa harus melalui jalur personal atau “orang dalam”.


Pertanyaan Publik: Harus Viral Dulu?
Peristiwa ini memunculkan pertanyaan besar di tengah masyarakat:


1. Apakah pelayanan prima baru bergerak setelah viral di media sosial?


2. Mengapa respons cepat tidak hadir sejak awal kejadian?


Selain itu, warga juga menyoroti bahwa permintaan maaf dari pihak medis belum menyentuh persoalan dugaan pungli parkir tanpa karcis yang sebelumnya memicu kemarahan publik. 


Terlebih, sempat muncul ucapan menantang kepada warga dengan kalimat, “Opo kue pegawai?” yang dinilai tidak pantas dalam lingkungan fasilitas kesehatan.


Publik Tunggu Evaluasi Nyata

Masyarakat mengapresiasi itikad baik permintaan maaf dari Puskesmas Pecangaan. Namun, publik menegaskan bahwa evaluasi menyeluruh dan perbaikan sistem pelayanan jauh lebih penting dibandingkan sekadar klarifikasi pasca viral.


Pelayanan kesehatan adalah hak dasar warga, bukan privilese yang baru diberikan setelah tekanan publik. Warga berharap, ke depan Puskesmas Pecangaan mampu memberikan pelayanan yang humanis, profesional, dan transparan setiap saat, tanpa harus menunggu aduan ramai atau sorotan media.


Kasus ini menjadi pengingat bahwa kepercayaan publik hanya bisa dijaga melalui konsistensi pelayanan, bukan sekadar reaksi cepat saat nama institusi sudah terlanjur tercoreng.


Semoga korban lekas pulih, dan pelayanan publik di Jepara benar-benar berbenah.

***
Sumber: QJ
Tim Redaksi.