| Foto, tangkap layar dari unggahan akun Instagram dari berbagai sumber. |
Queensha.id - Edukasi Sosial,
Tidak semua pernikahan berjalan mulus. Ada pasangan yang pernah berada di puncak kesuksesan: rumah megah, usaha berkembang, dan hidup yang tampak sempurna. Namun sebuah badai hidup bisa datang kapan saja. Begitulah kisah tentang seorang suami yang dulunya sukses dan kaya raya bersama istrinya, lalu tiba-tiba bangkrut setelah dituduh dan dijahati rekan kerjanya sendiri hingga akhirnya ia masuk penjara.
Rumah terpaksa dijual, keluarga jatuh miskin, dan kini mereka tinggal di rumah kontrakan. Kondisi semakin berat karena sang suami tak lagi mampu memberi nafkah seperti sebelumnya.
Lalu, apa yang seharusnya dilakukan seorang istri dalam situasi seberat ini?
Pandangan Islam: Kesetiaan Diuji Saat Suami Jatuh, Bukan Saat Sukses
Dalam ajaran Islam, kehidupan rumah tangga bukan hanya tentang menerima ketika pasangan berada di puncak, tetapi juga bertahan ketika pasangan jatuh.
1. Suami Tidak Mampu Memberi Nafkah Karena Uzur
Ulama sepakat bahwa ketika suami tidak mampu memberi nafkah karena:
- sakit,
- kehilangan pekerjaan,
- dipenjara, atau
- musibah besar,
maka istri dianjurkan untuk bersabar dan tetap mendampingi, selama suami tidak lalai dan tetap berusaha memperbaiki keadaan.
2. Pahala Besar Bagi Istri yang Setia Saat Suami Dalam Musibah
Rasulullah SAW bersabda bahwa ujian terberat sebuah pernikahan justru ada pada masa sulit. Kesabaran istri saat suami bangkrut atau jatuh terpuruk akan menjadi amal yang berlipat ganda.
3. Istri Boleh Bekerja untuk Membantu Ekonomi
Islam membolehkan istri mencari nafkah dengan izin suami, dan hal itu dianggap sebagai bentuk pengabdian yang mulia.
4. Tidak Boleh Meninggalkan Suami Karena Hanya Faktor Ekonomi
Selama suami tidak berbuat zalim, tidak melakukan kekerasan, dan masih menjaga akad, maka istri dianjurkan tetap mendukung dan setia.
Pandangan Pengamat Sosial Jepara, Purnomo Wardoyo
Pengamat sosial Jepara, Purnomo Wardoyo, menyebut kasus seperti ini semakin sering terjadi di masyarakat: rumah tangga hancur setelah ekonomi keluarga jatuh drastis.
Menurutnya, ada beberapa poin penting:
1. Kesetiaan itu diuji saat miskin, bukan saat kaya
Menurut Purnomo, banyak rumah tangga tampak harmonis ketika keadaan mapan. Namun ketika suami bangkrut atau masuk penjara, beberapa istri mulai goyah secara emosional maupun finansial.
“Istri yang kuat adalah mereka yang sadar bahwa pernikahan bukan kontrak bisnis, tetapi ikatan hidup,” ujarnya.
2. Perempuan Modern Harus Mandiri Secara Emosional dan Ekonomi
Purnomo menekankan pentingnya kemandirian istri:
- Istri boleh dan bahkan harus berdaya,
- Tidak hanya mengandalkan nafkah dari suami,
- Tetapi tetap menjaga integritas dan komitmen dalam rumah tangga.
3. Dukungan Mental Lebih Dibutuhkan daripada Uang
Menurutnya, suami yang jatuh terpuruk bukan hanya kehilangan penghasilan, tetapi juga kehilangan harga diri.
“Saat seorang suami bangkrut dan masuk penjara, yang paling ia butuhkan adalah keyakinan bahwa keluarganya tidak meninggalkannya," ungkapnya.
4. Istilah “Istri Pejuang” Semakin Relevan
Purnomo menyebut istri yang tetap bertahan dalam kondisi seperti ini sebagai “Istri Pejuang” karena mereka yang tak hanya menemani saat kaya, tetapi tetap berdiri ketika badai menerjang.
Apa yang Harus Dilakukan Seorang Istri dalam Situasi Ini?
1. Tetap Tenang dan Tidak Menyalahkan
Menghadapi situasi berat dengan emosi hanya akan memperburuk keadaan.
2. Menjadi Penopang Moral
Suami dalam kondisi jatuh membutuhkan dukungan moral agar tidak hancur secara mental.
3. Mencari Solusi Bersama
Misalnya: bekerja, membuka usaha kecil, atau meminta bantuan keluarga.
4. Menjaga Kehormatan dan Nama Baik Keluarga
Jangan mengumbar masalah ke publik; jaga martabat suami.
5. Yakin Bahwa Masa Sulit Tidak Kekal
Hidup berputar. Yang miskin hari ini bisa bangkit lagi esok hari.
Kisah suami yang bangkrut, dijebak teman kerja, masuk penjara, dan kehilangan seluruh harta memang menjadi ujian besar bagi siapa pun. Namun sejatinya, pernikahan bukan hanya tentang menikmati kesuksesan bersama, tetapi bagaimana tetap bergandengan tangan saat hidup berada dalam titik paling gelap.
Kesetiaan yang sesungguhnya bukan terlihat ketika uang melimpah, tetapi ketika tidak ada uang sama sekali.
***
Tim Redaksi.