Notification

×

Iklan

Iklan

KRJ Jepara Kembali Bergerak: Lima Relawan dan Satu Ambulans Diberangkatkan ke Sumatera untuk Misi Kemanusiaan

Senin, 01 Desember 2025 | 15.40 WIB Last Updated 2025-12-01T08:43:43Z

Foto, tangkap layar dari video status WhatsApp, ketua KRJ Muhammad Alba Wachid dari Kauman, Jepara kota, kabupaten Jepara.

Queensha.id - Jepara,



Semangat kemanusiaan kembali menggema dari Bumi Kartini. Komunitas Relawan Jepara (KRJ) kembali menunjukkan komitmennya dalam aksi cepat tanggap bencana. Lima relawan bersama satu unit ambulans resmi diberangkatkan menuju Sumatera pada Senin (1/12/2025) untuk membantu penanganan korban banjir di wilayah tersebut.


Keberangkatan ini bukan tugas pertama KRJ dalam bulan yang sama. Sebelumnya, mereka telah menyelesaikan misi kemanusiaan di Cilacap dan Banjarnegara. Tanpa jeda panjang, tim kembali bergerak menembus jarak untuk memastikan bantuan cepat sampai kepada para penyintas.


Ketua KRJ, Muhammad Alba Wachid, menyebut perjalanan ini sebagai bagian dari rangkaian pengabdian yang tidak mengenal batas wilayah.


“Ini adalah panggilan kemanusiaan yang lahir dari hati nurani. Apa pun kemampuan yang kami miliki, sebisa mungkin kami sumbangkan untuk membantu sesama,” ungkapnya.


Alba juga menyampaikan doa bagi warga terdampak banjir di Sumatera, berharap para korban diberi ketabahan serta korban hilang dapat segera ditemukan dalam keadaan selamat.


Dukungan terus mengalir dari berbagai relawan, aktivis, hingga organisasi masyarakat. KRJ Jepara dinilai konsisten menjadi garda terdepan dalam berbagai operasi kemanusiaan, mulai dari evakuasi, penyaluran logistik, hingga pelayanan medis darurat.


Masyarakat pun berharap pemerintah daerah dan pihak terkait terus memberikan dukungan, terutama fasilitas dan pendampingan lapangan. Mengingat, peran relawan bukan sekadar membantu, tetapi menjadi jembatan harapan bagi para korban bencana di seluruh Indonesia.


Keberangkatan KRJ kali ini tidak hanya membawa perlengkapan dan tenaga, tetapi juga pesan kuat bahwa solidaritas masih hidup. Bahwa di tengah berbagai perbedaan, kemanusiaan tetap menjadi jembatan yang menyatukan.


***

Tim Redaksi.