Queensha.id - Jepara,
Musim hujan selalu membawa “tamu tak diundang” bagi warga Jepara: laron, serangga kecil bersayap yang beterbangan di malam hari dan mengerubungi lampu rumah. Namun di Kecamatan Donorojo, kemunculan laron justru disambut dengan kreativitas khas warga desa.
Alih-alih dibuang, laron kini diolah menjadi camilan tradisional berupa keripik dan gimbal laron, makanan musiman yang mulai ramai dijual di sejumlah warung makan dan lapak sederhana.
Dari Serangga Malam ke Menu Warung
Proses pengolahannya terbilang sederhana. Laron dikumpulkan, sayapnya dibuang, lalu dicampur adonan tepung berbumbu asin layaknya bakwan atau gimbal udang. Setelah digoreng hingga garing, camilan ini siap disajikan.
“Konsepnya sama seperti gimbal udang goreng, tapi bahan utamanya laron,” ujar Sukarni, warga Donorojo, Sabtu (27/12/2025).
Menariknya, gimbal laron ini sudah dijual di warung-warung makan dengan harga Rp3.000 per porsi, menjadikannya camilan murah meriah yang diminati warga sekitar.
Gurih, Renyah, dan Laris
Soal rasa, warga mengaku tidak ragu. Gimbal laron disebut memiliki cita rasa gurih alami, dengan tekstur renyah yang kuat.
“Kalau sudah digoreng kering, rasanya mirip udang kecil. Gurih, enak, apalagi dimakan panas-panas,” kata Sulastri, pembeli yang mengaku sengaja mampir karena penasaran.
Harga yang terjangkau membuat gimbal laron cepat laris, terutama di sore hingga malam hari saat hujan turun dan laron kembali bermunculan.
Tradisi Lama, Peluang Baru
Mengonsumsi laron sebenarnya bukan hal baru di pedesaan Jawa. Namun kini, warga Donorojo berhasil menghidupkan kembali tradisi tersebut sekaligus mengubahnya menjadi peluang ekonomi musiman.
“Lumayan buat tambahan penghasilan. Bahan gratis dari alam, tinggal diolah,” ujar seorang pemilik warung yang menjual gimbal laron.
Kearifan Lokal di Tengah Musim Hujan
Fenomena ini menunjukkan bagaimana masyarakat lokal mampu beradaptasi dengan lingkungan. Dari serangga yang kerap dianggap hama, laron berubah menjadi sumber pangan alternatif sekaligus peluang usaha rakyat.
Di tengah musim hujan, warga Donorojo membuktikan bahwa rezeki bisa datang dari mana saja dan bahkan dari serangga kecil yang beterbangan di bawah lampu, digoreng renyah, dan dijual cukup Rp3.000 per porsi.
***
Tim Redaksi.