Notification

×

Iklan

Iklan

Wedok Paling Medeni? Candaan Mistis di Medsos Picu Tawa, Tafsir, hingga Refleksi Iman

Kamis, 25 Desember 2025 | 17.24 WIB Last Updated 2025-12-25T10:25:46Z
Foto, bintang film, Suzana. 


Queensha.id — Media Sosial,


Jagat media sosial kembali dihebohkan sebuah video Instagram bernuansa satire yang langsung mengundang gelak tawa sekaligus perdebatan. Dalam video tersebut, sang pengunggah menyebut deretan tokoh mistis legendaris yang identik dengan sosok perempuan.

“Nyi Loro Kidul, wedok.
Mak Lampir, wedok.
Suzana, wedok.
Suster Ngesot, wedok.
Wewe Gombel, wedok.
Nini Pelet, wedok.”

Namun daftar itu mendadak “dibanting” dengan perbandingan tokoh fiksi populer yang semuanya laki-laki.

“SpongeBob, lanang.
Spiderman, lanang.
Superman, lanang.
Upin Ipin, lanang.”

Di akhir, muncul kesimpulan jenaka yang langsung viral:

“Makhluk paling mengerikan di dunia iki wedok.”


Unggahan tersebut sontak memantik ribuan komentar netizen dari berbagai latar belakang, termasuk warganet beragama, yang menanggapi dengan gaya beragam mulai dari yang lucu, reflektif, hingga bernuansa religius.


Komentar Netizen yang Lucu

Tak sedikit netizen memilih menertawakan konten tersebut sebagai candaan khas medsos.


“Wedok medeni? Lah nek ibu ora medeni, aku ora iso dadi wong.”

“Tenang, sing medeni wedok nek lagi lapar.”

“Wewe Gombel kalah karo ibu pas nilai rapor metu.”

“Suzana lewat, aku lari. Istri lewat, aku pura-pura tidur.”

Komentar Netizen yang Positif
Sebagian netizen justru memutar makna unggahan tersebut ke arah apresiatif.


“Wedok kuwi kuat, iso dadi ibu, pejuang, lan pelindung.”

“Medeni mergo wedok punya kekuatan emosional sing luar biasa.”

“Kalau wedok medeni, berarti perannya besar dan berpengaruh.”

“Tanpa wedok, dunia ora ono sing ngurusi.”

Komentar Netizen yang Islami
Warganet berlatar belakang religius pun ikut merespons dengan sudut pandang keimanan.


“Dalam Islam, wedok iku dimuliakan, dudu kanggo diwedeni.”

“Sing paling medeni kuwi dosa, dudu wedok.”

“Rasulullah SAW ngajari ngurmati wanita, ora ngecap negatif.”

“Wedok sing shalihah malah dadi sumber ketenangan, dudu teror.”



Meski dikemas sebagai humor, video ini menunjukkan satu hal: media sosial mampu mengubah candaan sederhana menjadi ruang diskusi lintas makna. Dari tawa lepas hingga renungan nilai, semua bercampur dalam kolom komentar.
Pada akhirnya, sebagian besar netizen sepakat bahwa yang benar-benar “mengerikan” bukanlah gender, melainkan cara manusia memaknai perbedaan.


***
Tim Redaksi.